Jumat, 23 Maret 2012

Ada tetesan air,

Filled under:

Air itu ada untukmu,
Menetes dalam suasana sedih berwarna
Warnanya terlalu indah untuk diartikan
lemparkan kesedihanmu itu



Seperti tetesan-tetesan air
Tak lelah memberi isyarat pada alam
menepikan sepi para angin 
Menjelma untuk perlihatkan cahayanya


Lekas pergi padanya
sebelum para malaikat mulai menutup pintu itu
Entah terlambat atau tidak
namun kulihat cahaya di samping pagar rumahmu

Ada tetesan air,
Mengirimkan alunan sedih dengan irama indah
Terlanjur kau bersedih
coba dengarkan alunan itu

Hidup akan sangat indah
artikan semua dengan keindahan alam
Hidup sangat berarti
jalani dengan jiwa malaikat

Posted By Unknown23.40

Lukisan Bumi

Filled under:


Bumi mendekap desakan gelisah di nurani semesta

seketika merona menguak kebisingan dusta nestapa
sementara pelukis-pelukis dusta bersenandung ria
hilir mudik mereka berlalu tak punya malu

Rumahnya beratap awan kelam
secuil kebenaran mendekat lalu berhambur
menghilang mengelilingi janji ternoda
Di kala semua merayakan kebinasaan

Bumi senantiasa mendekap,
perih menderai menusuk jemarinya
genggaman perlahan melemah hilang arah
di kala semua merayakan kebinasaan

Kanvas mereka,
tertatih mendulang pedih di senja
kala harapan ikut tenggelam melirik malam
mereka tak punya malu


bagi mereka pemain nurani
pembunuh kebenaran bermahkota dusta
masih kalian merayakan dusta
di kala semua berbau kebinasaan

Bumi mulai berbincang penuh amarah,
dan menanti tanah kuburkan bangkai mereka
bersama segudang warna dusta para penghuni
sudah.., berhentilah merayakan kebinasaan

Posted By Unknown23.21

Jumat, 23 Maret 2012

Ada tetesan air,

Diposting oleh Unknown di 23.40 0 komentar
Air itu ada untukmu,
Menetes dalam suasana sedih berwarna
Warnanya terlalu indah untuk diartikan
lemparkan kesedihanmu itu



Seperti tetesan-tetesan air
Tak lelah memberi isyarat pada alam
menepikan sepi para angin 
Menjelma untuk perlihatkan cahayanya


Lekas pergi padanya
sebelum para malaikat mulai menutup pintu itu
Entah terlambat atau tidak
namun kulihat cahaya di samping pagar rumahmu

Ada tetesan air,
Mengirimkan alunan sedih dengan irama indah
Terlanjur kau bersedih
coba dengarkan alunan itu

Hidup akan sangat indah
artikan semua dengan keindahan alam
Hidup sangat berarti
jalani dengan jiwa malaikat

Lukisan Bumi

Diposting oleh Unknown di 23.21 0 komentar

Bumi mendekap desakan gelisah di nurani semesta

seketika merona menguak kebisingan dusta nestapa
sementara pelukis-pelukis dusta bersenandung ria
hilir mudik mereka berlalu tak punya malu

Rumahnya beratap awan kelam
secuil kebenaran mendekat lalu berhambur
menghilang mengelilingi janji ternoda
Di kala semua merayakan kebinasaan

Bumi senantiasa mendekap,
perih menderai menusuk jemarinya
genggaman perlahan melemah hilang arah
di kala semua merayakan kebinasaan

Kanvas mereka,
tertatih mendulang pedih di senja
kala harapan ikut tenggelam melirik malam
mereka tak punya malu


bagi mereka pemain nurani
pembunuh kebenaran bermahkota dusta
masih kalian merayakan dusta
di kala semua berbau kebinasaan

Bumi mulai berbincang penuh amarah,
dan menanti tanah kuburkan bangkai mereka
bersama segudang warna dusta para penghuni
sudah.., berhentilah merayakan kebinasaan