Bumi mendekap desakan gelisah di nurani semesta
seketika merona menguak kebisingan dusta nestapa
sementara pelukis-pelukis dusta bersenandung ria
hilir mudik mereka berlalu tak punya malu
Rumahnya beratap awan kelam
secuil kebenaran mendekat lalu berhambur
menghilang mengelilingi janji ternoda
Di kala semua merayakan kebinasaan
Bumi senantiasa mendekap,
perih menderai menusuk jemarinya
genggaman perlahan melemah hilang arah
di kala semua merayakan kebinasaan
Kanvas mereka,
tertatih mendulang pedih di senja
kala harapan ikut tenggelam melirik malam
mereka tak punya malu
bagi mereka pemain nurani
pembunuh kebenaran bermahkota dusta
masih kalian merayakan dusta
di kala semua berbau kebinasaan
Bumi mulai berbincang penuh amarah,
dan menanti tanah kuburkan bangkai mereka
bersama segudang warna dusta para penghuni
sudah.., berhentilah merayakan kebinasaan
sementara pelukis-pelukis dusta bersenandung ria
hilir mudik mereka berlalu tak punya malu
Rumahnya beratap awan kelam
secuil kebenaran mendekat lalu berhambur
menghilang mengelilingi janji ternoda
Di kala semua merayakan kebinasaan
Bumi senantiasa mendekap,
perih menderai menusuk jemarinya
genggaman perlahan melemah hilang arah
di kala semua merayakan kebinasaan
Kanvas mereka,
tertatih mendulang pedih di senja
kala harapan ikut tenggelam melirik malam
mereka tak punya malu
bagi mereka pemain nurani
pembunuh kebenaran bermahkota dusta
masih kalian merayakan dusta
di kala semua berbau kebinasaan
Bumi mulai berbincang penuh amarah,
dan menanti tanah kuburkan bangkai mereka
bersama segudang warna dusta para penghuni
sudah.., berhentilah merayakan kebinasaan
0 komentar:
Posting Komentar